Gemilang Terkini

Kamis, 21 Mei 2020

Terkait Pemecatan 109 Tenaga Kesehatan RSUD, Ini kata Bupati OI

OGAN ILIR, gmjnews.co.id- Terkait pemecatan sebanyak 109 tenaga kesehatan (Nakes) yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Ogan Ilir (OI) diakui oleh Bupati OI H.M. Ilyas Panji Alam.

Pencopotan tersebut dilakukan dengan alasan karena ratusan tenaga kesehatan tersebut, dinilai tidak produktif dalam menjalankan tugas dan difungsinya seperti biasa. Apalagi saat ini Kabupaten OI dilanda wabah pandemi covid-19. Tentu memerlukan upaya yang maksimal dari tenaga kesehatan dalam menanggulangi hal tersebut. 

"Tidak ada kompromi demi pelayanan masyarakat tetap berjalan. Tentang pemecatan tenaga medis di RSUD Ogan Ilir itu konsekuensinya," tegas Bupati OI HM Ilyas Panji Alam, Kamis (21/05/2020).

Dikatakan Bupati OI, sebelumnya beberapa hari yang lalu ratusan Nakes tersebut sempat melakukan aksi mogok kerja dan menuntut pihak RSUD OI memenuhi hak dan tuntutan mereka. Hak dan tuntutan mereka dimaksud antara lain yakni mereka para Nakes menuntut insentif kinerja, rumah singgah, serta Alat Pelengkap Diri (APD) yang dianggap minim. 

"Padahal sudah kami siapkan semuanya mulai dari rumah singgah, APD dan lain-lain yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Apa yang dituntut, mereka mengada-ada," Ujarnya.

Dijelaskannya, "Alasan lain, pemecatan tidak hormat terhadap para nakes tersebut, karena melakukan aksi mogok kerja selama lima hari berturut-turut" Imbuhnya.

Terkait APD yang dinilai minim, dikatakannya padahal APD ada ribuan, mulai dari masker, kaca Mata, Boat, sarung tangan sudah ada. Itu  kalau di militer, mereka itu diserse. 

"Jadi apa yang dituntut mereka hanya mengada-ada, mereka itu bahkan belum bekerja, ada pasien corona saja baru masuk, mereka terkesan takut,” kata Bupati HM Ilyas Panji Alam. 

Sementara diketahui, ratusan Nakes yang dipecat dengan tidak hormat tersebut terdiri dari tenaga medis, honorer seperti perawat dan tenaga bidan. Bupati memastikan pemecatan ratusan Nakes itu tentu tidak akan mengganggu pelayanan masyarakat. Karena di RSUD Tanjung Senai Indralaya sebelumnya ada sekitar 400 orang. Artinya masih ada sekitar 300 tenaga kesehatan.(Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar