MENYEJUKKAN DAN MELEMBUTKAN HATI DENGAN AL-QUR’AN
Oleh : Sulastri (Mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang)
Sejak Nabi Adam as. Sampai Nabi Muhammad saw. Para rasul datang untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umatnya. Sebagai manusia biasa, para rasul juga akan meninggal dunia. Sepeninggalan para rasul kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan ada yang mulai meninggalkan ajarannya. Saat itulah kehidupan umat manusia mulai kacau karena mereka tidak lagi berpedoman sebagaiamana yang telah diturunkannya kitab suci, umat manusia memiliki pedoman hidup yaitu Agama.
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril secara beransur-ansur kepada Nabi Muhammad Saw. Al-qur’an merupakan kitab suci yang terakhir dan merupakan penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Isi kitab suci al-qur’an mencakup seluruh inti wahyu yang telah diturunkan kepada para nabi sebelumnya. Al-qur’an adalah mukjizat nabi Muhammad SAW. Yang terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh karena itu al-qur’an idealnya menjadi pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam mencapai kebagiaan di dunia dan diakhirat.
Rasulullah saw menegaskan bahwa manusia tidak tersesat dalam menjalani hidupnya selama berpegang teguh pada al-qur’an dan hadis.
Di dalam Al-qur’an dipenuhi arahan serta kata-kata bijak yang dapat menuntun manusia menjadi seorang muslim yang taat.
Sebagai seorang muslim yang beriman, kita diharapkan selalu bijak dalam menghadapi sebuah masalah ataupun ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
Adakalanya kita merasa terpuruk dan lelah dengan segalanya, namun menyerah bukan sebuah opsi. Bangkit dan terus berjuang adalah hal yang harus dilakukan. Dengan terus menjalani hidup di jalan Allah dan berpegang teguh kepada Al-qur’an dan hadis, Allah menjanjikan tempat terindah di surga.
Al-qur’an dapat menyejukkan dan melembutkan hati bagi yang membaca maupun yang mendengar lantunan-lantunan ayat suci Al-qur’an, seperti Umar bin Khattab. Umar adalah sosok yang sangat disegani baik teman maupun lawannya, namun perangai Umar yang keras tersebut tiba-tiba bisa berubah menjadi sangat lembut. Umar tak segan menangis berlama-lama. Dia dilembutkkan hatinya untuk menerima Islam.
Umar memang tetap khas dengan ketegasannya. Namun setelah mendapat bimbingan iman lewat Al-qur’an dia memilih menggunakan ketegasannya di jalan Allah. Umar adalah sosok yang sangat pandai dalam sastra. Maka, saat dia mendengar Al-qur’an dia sangat yakin perkataan ini bukanlah perkataan seorang manusia. Al-qur’an seolah membangkitkan umar dari kematian.
Al-qur’an telah mengubah hidup Umar 180 derajat. Dia tetap mimiliki keberanian dan ketegasan sebagai sifatnya. Namun, Allah karuniakan kelembutan hati saat Umar bercengkrama dengan Al-qur’an.
Begitulah seharusnya interaksi seseorang dengan Al-qur’an hatinya menjadi sejuk dan sangat lembut. Betapa banyak orang masuk Islam karena mendengar lantunan Al-qur’an. Benarlah jika Al-qur’an dikatakan sebagai mukjizat. Meski tidak mengerti artinya ada ketenangan yang menyelinap saat kita mendengar bacaan Al-qur’an.
“ maka saya mengajak seluruh Umat Muslim mari kita membaca Al-qur’an agar kita mendapatkan ketenangan hati sebagaimana yang telah Allah sebutkan bahwasanya Al-qur’an lah obat dari segala penyakit jiwa, bagi Umat muslim yang rutin membaca dan mengkaji Al-qur’an maka Allah akan berikat pahala dan di angkat derajatnya”.
Salah satu rahasia Al-qur’an adalah mampu menundukkan dan meluluhkan hati pendengarnya. Inilah keistimewaan Al-qur’an mendengarnya saja hati orang beriman langsung tunduk. Badannya tersungkur dan bersujud dan meneteskan air mata. Hal ini akan terasa jika hati orang yang membacakan dan orang yang mendengarkan dipenuhi dengan keimanan dan tidak ada motif apapun.